Pakistan Tak Sabar Tunggu Presiden Baru
Minggu, 07 September 2008 – 10:16 WIB
Namun, yang penting dalam pemilihan presiden Pakistan kali ini bukanlah siapa sosok yang menang bersaing dan akan menduduki kursi presiden. Melainkan, apakah dia nantinya mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan akankah dia lebih berhasil dibandingkan pendahulunya. Serta, sanggupkan kelak pemimpin baru itu menanggulangi kelompok militan dan memperbaiki perekonomian. Tidak bisa dimungkiri bahwa dua hal itulah yang sangat penting di Pakistan.
Dalam peta politik Pakistan, sosok Zardari dinilai lebih pro barat. Konon, dia pun tidak ingin mengubah komitmen Pakistan sebagai sekutu Amerika Serikat (AS). PPP yakin kandidat yang diusungnya itu bisa meraih kemenangan dengan mudah.
’’Sebab kita menguasai 400 suara dari total 700 anggota parlemen,’’ ujar Juru Bicara PPP Farhatullah Babar kepada Associated Press. Sementara Menteri Pertahanan Ahmed Mukhtar yakin Zardari bisa mendapatkan lebih dari 500 suara.
Dua kandidat lain adalah Saeeduzzaman Siddiqui dari (PML-N) dan Mushahid Hussain Syed dari PML-Quaid's.
Analis menilai bahwa kandidat PML-N tidak bisa dengan mudah menantang Zardari dengan kekuatan sendiri. Maka, mereka mencoba menggalang kekuatan dengan memengaruhi partai lain.
Sementara itu, konflik yang terjadi belum reda juga. Pejabat intelijen mengatakan bahwa telah terjadi ledakan misil. Dalam ledakan yang terjadi Kamis (4/9) di Waziristan utara itu menewaskan empat orang. Wilayah terjadinya ledakan merupakan bagian dari daerah yang diyakini menjadi tempat persembunyian Usamah bin Laden dan wakilnya. Serangan serupa yang terjadi sebelumnya diyakini merupakan ulah pasukan Negeri Paman Sam.