Pakistan
Oleh Dahlan Iskan"No problem," katanya.
Ternyata saya dibawa ke hotel yang jelek sekali. Dalam perjalanan ke hotel ini ia merasa heran. Ternyata ada orang Indonesia yang bisa berbahasa Inggris.
"Hotel ini baik sekali. Lihat dululah kamarnya," katanya. Agak ngotot.
Tapi saya juga ngotot. Dari luar saja sudah kelihatan kelasnya. Akhirnya saya unjuk gigi.
"Bawa saya ke hotel yang terbaik di Lahore," kata saya. "Kalau perlu yang bintang sembilan."
Dia heran. Orang seperti ini minta hotel terbaik. Saya pun mogok bicara. Diam. Ia ngomong apa pun tidak saya jawab.
Mungkin ia ngambek juga. Saya benar-benar dibawa ke hotel yang paling mahal. "Itu nanti mahal sekali. Apakah Anda kuat bayar?" katanya.
Saya tetap diam.