Pakistan
Oleh Dahlan IskanSenin, 25 Maret 2019 – 05:30 WIB
Ternyata saya dibawa ke penjara. Ke sebuah bangunan yang temboknya tinggi. Kusam. Kaku.
Di atas tembok itu ada lilitan kawat berduri. Di balik tembok itu tidak terlihat bangunan pencakar langit. Yang bisa saya tafsirkan sebagai hotel termahal.
Di atas tembok itu juga ada pos penjagaan. Persis di pojok-pojok penjara. Dengan penjaga bersenjata.
Ia berhenti di situ.
"Ini kan penjara," kata saya. Setelah lama memaku. Saya tidak mau turun dari mobil.
"Ini hotelnya," jawabnya.
Saya celingukan. Tidak lama kemudian pintu besi itu terbuka. Portalnya berlapis. Banyak seperti tentara bersiaga. Ada delapan orang. Sebagian bersenjata berat.
Ternyata benar. Ini hotelnya.