Panglima TNI & Ulama Jogja-Jateng Bersinergi demi Toleransi
"Kita akan menghadapi event penting seperti pilkada dan Asian Games. Kesuksesan event tersebut sangat tergantung dari bagaimana kita menjaga keamanan dalam negeri," tambah Hadi.
Sementara itu, ulama Jogjakarta sekaligus Dewan Khas PB MDHW Gus Ahmad Muwafiq mangatakan, gerakan radikalisme dan terorisme menandakan terjadinya defisit spiritualitas.
"Banyak orang melakukan ritual ibadah namun tidak mampu meresapi makna ibadah tersebut. Inilah yang disebut defisif spiritualitas. Defisif spiritualitas menjadi benih tumbuhnya radikalisme dan terorisme," kata Gus Muwafiq.
Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Purworejo KH. Ahmad Chalwani yang hadir dalam acara itu sepakat dengan ucapan Gus Muwafiq.
"Radikalisme tumbuh karena adanya pemahaman agama yang kurang. Semakin dalam pemahaman agama seseorang maka makin toleran orang tersebut," ucap KH Ahmad.
Sementara itu, Ketua MDHW Daerah Istimewa Yogyakarta KH Asyhari Abta mendorong TNI-Polri untuk terus konsisten dan makin kukuh dalam memerangi radikalisme dan terorisme.
Menurut dia, NU dan MDWH berada di garis terdepan membantu TNI-Polri melakukan deradikalisasi.
"Kami mendorong TNI-Polri untuk terus konsisten dan makin kukuh dalam memerangi radikalisme dan terorisme," kata KH Asyhari.