PDIP Harap Anak Muda Mengaktualisasi Api Semangat Bung Karno
Eks gubernur DKI Jakarta itu menerangkan sejarah besar Bung Karno pernah dicoba untuk dihilangkan pada Orde Baru. Djarot pernah merasakan upaya desoekarnoisasi pada masa-masa sekolah. Karena itu, Djarot merasa tak heran apabila banyak anak muda saat ini melupakan sejarah tentang Bung Karno.
Djarot pun menegaskan PDIP akan terus mengingatkan kepada masyarakat sejarah besar Bung Karno.
"Artinya apa pun yang diwariskan BK ke kita adalah tanggung jawab kita. Kita bertanggung jawab mengemban api semangatnya, mengaktualisasikan dengan kondisi saat ini, dan tantangan kedepan seperti apa. Bung Karno bukan hanya memberikan wasrisan itu kepada bangsa Indonesia tapi bangsa dunia," kata dia.
Dalam diskusi itu, turut hadir Arsitek dan Peneliti Karya Arsitektur Bung Karno Yuke Ardhiari. Selain itu, hadir Ketua DPP Hamka Haq, Sekretaris BKN Pusat Rano Karno, dan sejumlah kader PDIP lainnya
Yuke menambahkan karya Bung Karno turut menghiasi bangunan megah di Indonesia. Gelora Bung Karno, Monumen Nasional (Monas), Masjid Istiqlal, Monumen Selamat Datang, Gedung Conefo DPR RI ialah bagian kecil bangunan yang digagas oleh Putra Sang Fajar itu di Jakarta.
Yuke mengatakan Gelora Bung Karno merupakan warisan Prolamator RI itu untuk menunjukkan kebesaran Indonesia dalam bidang olahraga.
"Beliau (Bung Karno) mengatakan ingin gedung olahraga tersebesar di Asia Tenggara yang belum pernah ada sebelumnya. Bung karno bilang saya hanya mau podium itu dan audiens itu tidak terkena hujan dan panas ketika mereka di sana. Mereka harus happy semua, harus merasakan kenyamanan dalam gelanggang," kata Yuke.
Yuke menerangkan Bung Karno juga menggagas Hotel Kempimski yang sangat megah pada saat itu. Bung Karno, kata dia, ingin hotel tersebut dipakai untuk mewadahi delegasi internasional yang mengikuti Asian Games pada 1962. "Dan, sebagai bagan akselerasi pariwisata Indonesia," jelas Yuke.