Pebalap Jepang Juarai Etape Pertama
jpnn.com - BANYUWANGI - Perhelatan balap sepeda International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2014 yang melombakan empat etape sejauh 622 kilometer resmi dimulai hari ini, Kamis (16/10). Etape pertama sejauh 180,7 kilometer dari Pendopo Pemkab Banyuwangi menuju kawasan obyek wisata Pantai Pulau Merah akhirnya dimenangi oleh pebalap asal Jepang yang memperkuat tim Singha Infinite Cycling Thailand, Takei Kyosuke.
Kyosuke mencetak catatan waktu 4 jam 58 menit 18 detik. Dia mampu unggul dengan selisih 12 detik dari Nandra Eko Wahyudi (Tim Jawa Timur) yang menguntitnya di urutan kedua. Di peringkat ketiga, ada nama pebalap Fukuda Shimpei (Aisan Racing Jepang) yang tertinggal 55 detik.
Chairman ITdBI Guntur Priambodo mengatakan, para rider pada etape pertama ini lumayan dipacu dengan rute menantang di mana terdapat dua titik adu kecepatan dan dua titik adu tanjakan. Titik adu kecepatan (sprint) pertama di kilometer ke 29,56 dan kilometer 77,83. Sementara rute tanjakan berada di kilometer 43,15 dan kilometer 52,27.
"Besok (Jumat, 17/10/2014) memasuki etape kedua, rutenya relatif flat. Para pebalap akan menempuh jarak 100 kilometer. Para rider akan melintasi jalanan di kawasan sisi selatan Banyuwangi. Melintasi sawah, dan sungai yang berkelok-kelok sepanjang jalan," jelasnya.
Guntur mengatakan, etape kedua merupakan rute recovery setelah etape pertama para pebalap melewati sejumlah tanjakan dan rute yang panjang.
Baru pada etape ketiga (Sabtu, 18/10/2014), lanjut dia, para pebalap akan jatuh bangun dan berjuang habis-habisan. Karena etape ketiga adalah etape ”neraka” dengan jarak 201,7 kilometer. Para pebalap di etape ini akan memulai balapan start di Kecamatan Muncar dan finish di kaki Gunung Ijen. Gunung Ijen sendiri terkenal mempunyai kawah indah yang memancarkan api biru (blue fire).
Para pebalap pada etape ketiga akan melewati 14 kecamatan yang ada di Banyuwangi, di mana di akhir etape bakal ”disiksa” tanjakan Gunung Ijen yang luar biasa menantang. "Pebalap akan beradu pancal dengan kemiringan mencapai 45 derajat. Gunung Ijen sendiri memiliki ketinggian 2.799 meter di atas permukaan lau (mdpl)," kata Guntur yang juga ketua umum Pengprov Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Jatim.
Etape ketiga bisa disebut etape neraka karena selain rute terpanjang, para pebalap juga dipaksa menaklukkan lereng Ijen yang dianggap sebagai salah satu tanjakan balap sepeda paling ekstrem di Asia. "Sangat menguras tenaga. Saya kira, tidak semua pebalap mampu menyelesaikan etape ini," imbuh Guntur.