Pemerintah Ingin Banyak BUMN Melantai di Bursa Saham
Apalagi, khusus perusahaan BUMN, bila melantai di bursa, sahamnya dipastikan akan menjadi incaran para investor. Seperti diungkapkan Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya.
"Faktor likuiditas menjadi salah satu pertimbangan investor untuk memilih saham di pasar modal. Saham-saham BUMN memiliki rata-rata likuiditas tinggi sehingga ini juga membuat saham-saham BUMN banyak masuk di indeks saham LQ45," ungkap William.
Dari data saham-saham yang masuk penghitungan indeks LQ45 periode Februari-Juli 2016, ada sekitar 12 saham BUMN dari 45 saham yang masuk daftar indeks saham LQ45. Indeks saham LQ45 ini merupakan saham-saham paling likuid di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Saham-saham itu antara lain PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
Lalu ada saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Semen Indonesia Tbk (PTBA), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Sementara itu, Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio Utomo mengatakan investor juga memilih saham berdasarkan pembagian dividen. Perusahaan BUMN merupakan salah satu emiten yang rutin membagikan dividen. Ditambah jumlah pembagian dividennya juga tak kecil.
"Investor juga melihat pembagian dividen. Siapa yang bagikan dividen secara rutin maka dia akan suka. Sebagian besar dari emiten di Indonesia pembagian dividennya oke termasuk BUMN. Akan tetapi memang pembagian dividennya tak semua sama," kata Satrio. (jpnn)