Pemetik Buah di Australia Mulai Dibayar per Jam, Harga Buah dan Sayuran Diperkirakan Naik
"Bila mereka harus membayar lebih banyak bagi pekerja yang sekarang belum mendapatkan upah minimum, itu berarti akan ada ongkos yang lebih tinggi dan nantinya membuat harga buah juga naik."
Bagus untuk pekerja pertanian kata serikat pekerja
Serikat Pekerja Australia (AWU) mengajukan kasus ini ke Fair Work Commision setelah selama bertahun-tahun muncul pemberitaan bahwa pekerja pemetik buah mendapat bayaran yang sangat rendah, terutama mereka yang belum berpengalaman.
Komisi yang menangani masalah yang dialami para pekerja di Australia tersebut dalam keputusannya mengatakan sistem pembayaran upah per keranjang bagi pemetik buah yang sudah diatur dalam UU Hortikultur sudah tidak memadai lagi.
Sekretaris Nasional AWU, Daniel Walton, mengatakan beberapa petani menggunakan sistem pembayaran per keranjang itu untuk menekan biaya produksi dengan ada pekerja yang hanya mendapat bayaran A$3 (sekitar Rp30 ribu) per jam.
"Pembayaran upah rendah terjadi di mana-mana. Inilah bukti yang kami ajukan dan komisi yang bersifat independen melihat bukti yang cukup untuk menghentikan sistem pembayaran seperti itu.'
"Sistem pembayaran per keranjang memang tidak dimaksudkan untuk mengeksploitasi para pekerja, sebenarnya dimaksudkan agar pekerja mendapat bayaran lebih tinggi. Namun, pada kenyataannya itu tidak selalu terjadi."
Daniel Walton mengatakan para petani masih bisa memberikan dorongan kepada pekerja untuk bekerja lebih produktif yang pada akhirnya memberi manfaat bagi semua pihak.
"Yang hendak kita lakukan adalah menghentikan usaha dari para petani, dari contoh yang sudah banyak terjadi sebelumnya membayar pekerja sangat rendah di bawah upah minimum," katanya.