Pengakuan Blakblakan Terapis Pijat Plus-plus, Auuw!
Setelah menunjuk satu foto terapis, ia mengantar wartawan RK masuk ke salah satu kamar yang tak jauh dari ruang tamu. "Yuk, silakan mas, masuk," ucap Karin.
Tak jauh dari meja kaca, terpampang kertas yang terbingkai. Terbaca di situ Surat Izin Kepolisian dan Izin Gangguan dari Pemerintah Kota Pontianak.
Di dalam kamar, tersedia dua tempat tidur berukuran 2 meter x 70 centimeter. Selain itu, ada tirai berwarna kuning.
"Yuk buka bajunya. Kita pijat," ajak Erni, terapis yang dipesan.
Wartawan RK sebut saja Don Juan, diarahkan berbaring di salah satu tempat tidur.
Erni langsung memijat kaki dan badan. Sambil dipijat, wartawan melempar sejumlah pertanyaan. Tanpa canggung ia menjawab.
"Di sini yang tukang pijat ahli ya mbak? Atau sebelumnya ada belajar memijat dan terapi?" tanya Don Juan.
"Ya enggaklah. Tidak ada yang pandai pijat. Tidak pernah sama sekali belajar," aku Erni.