Pengemudi Mobil WHO Pengangkut Sampel Lendir Covid-19 Dibunuh
"Mereka bekerja untuk kami, untuk negara kami. Kami memiliki tanggung jawab untuk itu ... Setiap orang yang memiliki otak tahu itu. Jika kamu adalah warga negara Myanmar, kamu seharusnya tidak menanyakan itu," kata dia.
Petugas kesehatan lain yang terluka dalam serangan itu sedang dirawat di rumah sakit.
Ayah pengemudi, Htay Win Maung, mengatakan putranya yang berusia 28, telah bekerja untuk WHO di Sittwe selama tiga tahun.
"Hati saya hancur untuknya," katanya kepada Reuters melalui telepon.
"Saya mencoba menenangkan diri dengan berpikir bahwa dia meninggal dunia saat menjalankan tugasnya di garis depan. Dia pergi ke sana di tengah pertempuran ketika banyak orang tidak berani pergi."
Inggris dan Amerika Serikat termasuk negara-negara yang menyerukan diakhirinya pertempuran di Rakhine, paling tidak untuk membantu melindungi masyarakat yang rentan terhadap pandemi.
Tentara Arakan telah mengumumkan gencatan senjata selama April, bersama dengan dua kelompok etnis bersenjata lain, dikarenakan pandemi itu.
Namun, militer Myanmar menolak permohonan itu. Juru bicara militer mengatakan gencatan senjata sebelumnya yang dinyatakan oleh pemerintah tidak diindahkan oleh pemberontak. (antara/jpnn)