Perempuan Boleh Jadi Pemimpin Bangsa Indonesia, Jangan Dianggap Remeh
"Beberapa buktinya adalah Ibu Megawati menjadi presiden wakilnya Pak Hamzah Has seorang Nadhiyin, kemudian ketika Ibu Megawati menjadi calon presiden berpasangan dengan waktu itu KH Hasyim Musyadi," ungkap Fayumi.
"Artinya secara umum persoalan kepemimpinan di ranah publik di ranah politik dalam perseptif Nadhiyin itu sesuatu relatif yang sudah selesai," sambungnya.
Sementara Ketua Umum Bamusi yang juga Ketua DPP PDIP Hamka Haq menuturkan bangsa Indonesia dalam sejarahnya telah melahirkan banyak pemimpin-pemimpin perempuan, bahkan di era Majapahit.
"Bahkan lebih dari itu, bangsa kita telah pernah dipimpin oleh seorang Presiden perempuan Ibu Prof Dr Hj Megawati Soekarnoputri, Presiden kelima RI. Pada periode sekarang, alhamdulillah putri beliau terpilih menjadi Ketua DPR RI Ibu Hj Dr Puan Maharani, semoga beliau-beliau diberi kesehatan dan umur panjang untuk memimpin bangsa ini seterusnya," jelas Hamqa.
Ketua DPP PDIP Wiryanti Sukamdani pun mengingatkan pesan Megawati bahwa masalah kekerasan perempuan, pelecehan, atau keterbelakangan harus ditangani serius.
"Ibu Ketua Umum (Red, Megawati) selalu mengatakan, yang juga menjadi perhatian adalah masalah stunting. Itu masalah perempuan. Juga masalah lain yang tidak bisa dianggap remeh atau dianggap kecil," jelas Wiryanti.
Senada, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengatakan meski Indonesia banyak diterpa masalah, tetap harus bisa menjadi motivasi.
"Meskipun berbagai tantangan masih terus kita rasakan, hal ini tak boleh menyurutkan kita. Malah semakin memperkuat motivasi dan komitmen kita untuk mencapai pembangunan nasional," kata Bintang.