Perempuan-Perempuan Friwen Raja Ampat Full Senyum di Tengah Lebatnya Hutan Mangrove
jpnn.com - JAKARTA - “Saya begitu melihat mereka senyum, saya juga ikut tersenyum. Waktu mereka tersakiti, saya juga tersakiti.”
Kalimat bermakna cukup dalam itu terlontar dari Loesye Fainno, perempuan warga Kampung Friwen, Pulau Waigeo, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.
Raja Ampat dikenal dengan hamparan ekosistem mangrove dan ekowisata bahari yang indah, yang menjadi daya pikat wisatawan untuk berbondong-bondong ke sana.
Raja Ampat merupakan salah satu dari 9 provinsi yang menjadi daerah prioritas kerja Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM).
Karena itu, BRGM memberikan perhatian khusus terhadap kiprah Loesye Fainno sebagai Ketua Kelompok Perempuan Tani Hutan Mangrove Kawan Pesisir di Friwen.
“Jauh sebelum Raja Ampat dicanangkan jadi Kota Pariwisata, hutan mangrove ini sangat padat sekali,” ucap Loesye Fainno, dikutip dari channel BRGM di YouTube.
Seiring berjalannya waktu, kawasan mangrove menipis akibat aksi penebangan oleh warga setempat, juga dari masyakarat luar Friwen. Batang mangrove ditebangi untuk bahan membangun rumah.
“Saya sedih karena untuk tumbuh butuh waktu lama,” kata Loesye.