Perjalanan 2 Hari Demi Ikut UNBK, Mereka Juga Anak Indonesia
Perjalanan ke Tanjung Selor ini pun bersama dengan penumpang lainnya. Karena jika harus mencarter longboat mereka membutuhkan biaya yang cukup besar, sekitar Rp 60 juta.
Sedangkan untuk perahu ketinting jika dicarter membutuhkan Rp 2,5 juta satu unit. Sedang jumlah rombongan harus diangkut 5 hingga 7 unit ketinting. Tetapi karena ada sumbangan dari masyarakat, rombongan hanya dibebani biaya membeli BBM saja.
“Kalau kita carter ndak mungkin bisa,” ucap pria berjaket cokelat saat ditemui Radar Kaltara.
Setelah melewati perjalanan yang cukup ekstrim, karena ada beberapa titik giram, mereka harus menginap dulu satu malam di Desa Long Paliran, karena kondisi pakaian yang sudah basah akibat tersiram air sepanjang perjalanan dan untuk menjaga kondisi anak-anak tetap fit.
Keesokan harinya, rombongan baru melanjutkan perjalanan dari Long Paliran menuju Tanjung Selor masih dengan menggunakan loangboat.
Di situ, perjalanan tak semulus yang dibayangkan, seperti dari Desa Loang Alango, perjalanan ke Tanjung Selor juga masih menjumpai beberapa titik giram.
Pada saat menemukan giram maka seluruh penumpang termasuk 11 pelajar dan 3 orang guru SMAN 10 Malinau ini, harus turun dan berjalan kaki di tepi sungai yang dipenuhi bebatuan. Jika sampai pada titik yang sudah aman, longboat melaju kembali.
“Beberapa kali kita turun dari longboat, karena kalau tidak turun perahu akan kandas di giram. Dan potensi perahu karam juga tentu menjadi pertimbangan kita untuk memilih turun,” tuturnya.