Pertamina dan ESDM Perlu Digeledah
Kamis, 28 Agustus 2008 – 18:25 WIB
Karena itu lanjut dia, menjelang dan sesudah bulan suci Ramadhan ini, Presiden atas nama pemerintah dan atas nama bangsa Indonesia harus minta maaf kepada rakyat atas segala kekurangan selama kepemimpinnnya. “Cara minta maaf itu, bukan lagi dengan open house di Istana Negara ataupun di rumah kediaman, tetapi presiden yang mengunjungi rakyat,” pintanya.
Menurut Faisal, situasi politik panas dan gerakan anarkis akan sangat mudah tersulut dalam waktu menjelang Pemilu dan Piplpres 2009. “Aksi tersebut bisa datang dari komponen masyarakat yang tidak puas, masyarakat yang kecewa dan masyarakat yang sakit hati terhadap pemerintahan ini,” ujar Faisal.
Pemerintah, khususnya Presiden juga diminta untuk mengendalikan pasar. Jangan sampai aspek pasar menjadi komiditi politik bagi pihak-pihak tertentu untuk menggagalkan Pemilu dan Pilpres. Gejala ini sudah terlihat dengan meroketnya harga-harga bahan pokok, menghilangnya minyak tanah dan gas serta semakin lemahnya daya beli masyatrakat.
“Saya minta memasuki bulan suci ramadhan, bulan baik yang penuh berkah ini dapat menjadi langkah pasti bagi pemerintah yang ‘zalim’ (bukan dalam bentuk fisik tetapi dalam bentuk sistem dan kebijakan, red), untuk memperbaiki keadaan yang sudah semakin parah dan untuk meluruskan negara yang salah urus,” tegas Faisal yang juga pengusaha itu.
Strategi Pemerintahan
Dia menjelaskan, kecenderungan peningkatan Golput yang melebihi 50 persen hingga mencapai 60 persen dalam Pemilu 2009 nani, suatu pertanda unlegitimatte pemerintahan mendatang. Kekuatan Golput yang sebesar itu bisa menjadi gerakan pembentukan pemerntahan sendiri, dengan memilih kalangan indpenden menjadi presidennya. “Kalau itu terjadi maka pemerintahan akan berada dalam