Perusahaan Tambang Australia Gunakan Sistem Otomatis di Afrika
Welborn memperkirakan biaya untuk membuat sistem pertambangan otomatis di Syama ini adalah sekitar $10-15 juta (sekitar Rp 100 sampai Rp 150 miliar) namun mengatakan ini akan meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya produksi sampai 30 persen, dan meningkatkan keamanan.
Akan ada 22 peralatan otomatis yang dioperasikan di Syama.
"Sistem otomatisasi sering dilihat sebagai adanya sistem yang menggantikan 200 pekerja yang ada sebelumnya, yang diganti dengan robot, atau misalnya adanya pekerja penjahit yang sekarang digantikan oleh mesin." kata Welborn.
"Ini tidak seperti yang kami lihat.
"Saya sering ditanya mengenai dampak politis mengenai otomatisasi di Afrika, dengan kekhawatiran pemerintah akan pengurangan pekerja besar-besaran."
"Yang kami lakukan bukanlah mengurangi pekerja namun ini bertalian dengan efisiensi dan produktivitas."
Perusahaan tambang raksasa Rio Tinto menjadi garda terdepan di Australia dalam soal otomatisasi peralatan pertambangan dalam tambang biji besi di Pilbara.