Pikul Bayar
Oleh: Dahlan Iskanjpnn.com - Dari arak-arakan Cheng Ho ini saya menarik kesimpulan: Kota Semarang kian bersih. Kian cantik. Dengan jalan kaki dari kelenteng di Jalan Lombok ke kelenteng Sam Poo Kong, saya ikut bangga pada kebersihan kota Semarang.
"Jalan-jalan di kota Semarang disapu tiga kali sehari," ujar Novi Sofian, ketua panitia.
Seperti Surabaya. Umumnya warga Semarang tahu itu: sapuan pertama sangat pagi, pukul 04.00. Mereka bangga dengan wali kotanya. Sampai sang wali kota kena sapu KPK bulan lalu.
Arak-arakan ini diawali oleh barisan bendera merah putih. Lalu bendera-bendera kebesaran kelenteng Tay Kak Sie. Disusul barisan pembawa bendera kebesaran Cheng Ho. Di belakangnya lagi barisan pembawa senjata-senjata sakti.
Yang menarik barisan berikutnya: barisan sapu jagat. Semua personelnya membawa sapu. Ada sampah disapu. Itu melambangkan membersihkan semua rintangan dalam perjalanan rohani.
Mungkin ada baiknya kalau sampah itu benar disapu, dimasukkan keranjang untuk dibuang.
Barisan sapu jagat ini dipimpin langsung oleh Tik-Toker terkenal Harjanto Halim. Pemilik perusahaan minuman Marimas. Dia teman dekat NU. Sering menyanyikan lagu NU Ya Lal Wathon.
Dia juga menempatkan sinci Gus Dur setara dewa --dengan memajang jiamsi Gus Dur di altar sejajar dengan dewa lainnya.