Pinhantanas dan UI Dorong Kemandirian Industri Pertahanan
Dengan kata lain, dunia akademis, akan memperoleh manfaat berupa riset berteknologi tinggi serta laboratorium kelas dunia. Para peneliti bisa punya ruang praktik yang konkret. Ilmu akan bisa diterapkan, sehingga terwujud applied science, yaitu ilmu dan teknologi yang tepat guna, tidak berhenti sebatas proposal penelitian saja. Sedangkan bagi Pinhantanas sebagai pelaku industri, manfaat kerja sama ini adalah tersedianya pasokan pikiran dan tenaga yang berkualitas.
Sebagai salah satu mesin ekonomi, industri pertahanan tidak hanya menghasilkan lapangan kerja langsung. Tapi juga menciptakan lapangan kerja di sektor lain yang membentuk bagian dari rantai pasokan. Ada manfaat potensial lainnya yang juga bisa kita rasakan, yakni pembentukan teknologi dan proses manufaktur sebagai modal dasar inovasi.
Sebagai catatan, ada potensi ekonomi Industri Pertahanan dalam negeri, yakni anggaran Pengadaan Dalam Negeri (PDN) 2014-2019 yang mencapai Rp15 triliun. Diperkirakan juga 40 persen anggaran pertahanan dari Kementerian Pertahanan untuk pengadaan dalam negeri akan diserap oleh Industri Pertahanan Nasional.
Alokasi anggaran sebesar ini akan juga bisa dirasakan dunia kampus yang bekerja sama dengan pelaku industri pertahanan.
“Kalau bisa, anggaran itu juga masuk ke fasilitas riset dan pengembangan kampus lewat proyek-proyek bersama dengan Pinhantanas,” harap Connie.
Menurutnya, akan lebih bermanfaat bila anggaran PDN yang diserap oleh pelaku industri pertahanan nasional, disalurkan kembali ke laboratorium-laboratorium kampus mitra Pinhantanas. Ketimbang harus keluar ke fasilitas riset di luar negeri.
“Ini akan memperkecil potensi brain drain, atau larinya bakat-bakat berkualitas dalam negeri ke mancanegara,” kata Connie.