Polisi di KPK Walk Out saat Bertemu Firli, Reza Singgung Kapolri & Transaksi Janggal Rp 349 T
"Jiwa korsa memang lazim terpantik manakala ada pihak luar organisasi yang dinilai coba-coba mengganggu sesama anggota organisasi," ujar pria yang juga pakar psikologi forensik itu.
Reza menyebut sekian banyak kalangan menilai KPK kehilangan independensi, profesionalisme, dan integritasnya. Penilaian sedemikian rupa seyogianya menjadi pengingat bagi Polri untuk memperkuat kesanggupannya sebagai lembaga penegakan hukum yang bersifat permanen yang semestinya bisa diandalkan untuk memberantas korupsi.
Dengan kodratnya sebagai lembaga permanen, kata Reza, Polri masih perlu terus memperbanyak portofolionya berupa penindakan kasus-kasus rasuah.
"Setidaknya, untuk meyakinkan publik bahwa Polri tidak kalah dengan Kejaksaan Agung," ucap Reza.
Transaksi Janggal Rp 349 Triliun
Reza lantas menyinggung soal transaksi janggal Rp 349 triilun yang pernah diungkap Menko Polhukam Mahfud MD berdasarkan data PPATK.
Dia membayangkan jika Polri proaktif menyambut bola yang dilempar menko polhukam terkait transaksi janggal pencucian uang Rp 349 T, itu jauh lebih dahsyat ketimbang memanggil para penyelenggara negara yang hobi ber-flexing-ria.
"Terlebih lagi, lebih satu pekan sejak kegemparan di ruang rapat Komisi III DPR RI, belum ada tanda-tanda tindak lanjut bertempo tinggi atas pernyataan Menko Mahfud," ucapnya.
Dia pun mengingatkan bahwa sekarang Kapolri Jenderal Listyo sudah berada di tahap ketiga sekaligus tahap terakhir untuk merealisasikan 16 Program Prioritas Kapolri, meskipun tidak spesifik dan eksplisit menyinggung ihwal pemberantasan korupsi dan sejenisnya.