Praktik Aborsi Puluhan Tahun Terbongkar Dramatis
Pihak keamanan lalu menghubungi sopir mobil rental, Sa, yang membawa Ma bersama jenazah bayi tersebut. Sa mengatakan kepada anggota Reskrim Polres Sorong, bahwa ia mengantar Ma ke komplek Pahlawan.
“Dia (Ma,red) minta tolong, jadi saya tolong karena kasihan sama bayinya. Trus (Ma,red) minta turun di depan mata jalan, belakang Telkom, katanya mau ke rumah teman,” ujar Sa.
Mendapat laporan dari Sa, Sat Reskrim Polres Sorong, mulai mengendus hal yang mencurigakan. Anggota lalu bergegas ke lokasi yang ditunjukkan Sa. Tepat di lorong Jalan Betet, Pahlawan, anggota menyusuri, mencari keberadaan Ma.
Hingga akhirnya anggota menemukan Ma yang berjalan menuju bangunan tingkat. Polisi kemudian mendatangi bangunan tersebut. Pemilik rumah, MB (59) panik melihat kedatangan pihak kepolisian yang menanyakan keberadaan bayi.
Fakta mengejutkan terkuak. Bayi yang dikatakan Ma tergeletak dengan balutan kantong plastik ternyata memiliki ibu. Ibu sang bayi pun masih berada di atas ranjang salah satu kamar, di bangunan megah yang disebut klinik tersebut. YK (40), ibu dari sang bayi mengaku tidak membuang anaknya.
Pihak klinik yang menyuruh Ma membawa bayi yang lahir premature ke RSUD Sorong untuk mendapat penanganan. “Saya ada suami, saya sakit. Jadi ada yang bilang bawa ke sini (klinik), karena bisa ditolong. Saya tidak buang anak,”tegasnya.
Ma yang dikonfirmasi pihak kepolisian mulai kebingungan. Dia mengaku panik saat pihak RSUD menanyakan identitas si bayi. Sehingga ia terpaksa berbohong dengan dalih menemukan bayi dari Aimas Unit II.
Bidan yang menjalankan praktek di klinik tersebut MB (59), juga mengaku hanya menolong YK yang hendak melahirkan sebelum waktunya.“Kami hanya menolong, apa salah kalau mau bantu,” kata MB.