Preman
Oleh: Dhimam Abror DjuraidDalam pengepungan dan penyerbuan itu aparat keamanan seolah-olah tidak terlibat, karena yang menjadi ujung tombak penyerbuan adalah anggota-anggota ormas preman. Dalam penyerbuan itu jatuh korban cukup banyak. Beberapa sumber menyebutkan jatuh korban nyawa belasan orang, tetapi jumlah resmi korban tidak terungkap sampai sekarang.
Dalam penyerbuan itu komando militer setempat melakukan koordinasi dengan kelompok organisasi massa. Para pimpinan organisasi massa itu mempunyai hubungan akrab dengan komando militer dan menjadi bagian dari operasi-operasi keamanan yang represif.
Upaya menindas kegiatan antipemerintah melalui operasi militer bersama kelompok organisasi massa ternyata tidak membuahkan hasil. Gerakan antipemerintah makin menggelinding menjadi besar. Mahasiswa dan rakyat mulai bergabung menjadi gelombang protes yang makin besar. Pada akhirnya rezim represif runtuh dan era baru pun lahir.
Di era baru, yang lebih bebas dan terbuka, kelompok-kelompok ormas baru bermunculan dengan latar belakang yang bermacam-macam. Ada yang mengatasnamakan kelompok etnis, kelompok budaya, mengatasnamakan ideologi negara, dan banyak juga yang mengatasnamakan agama.
Organisasi preman berbenah diri mengantisipasi bermunculannya organisasi-organisasi massa yang baru. Lahan makin sempit karena direbut banyak organisasi lain. Cara-cara lama yang banyak mengandalkan kekerasan otot dirasa tidak cukup. Karena itu harus dilakukan perubahan supaya bisa survive.
Kalau semula hanya mengandalkan otot sekarang harus mengandalkan otak. Transformasi dilakukan dengan menyusun ulang struktur organisasi secara profesional. Ada divisi-divisi yang dibentuk untuk memberikan layanan sosial kepada masyarakat.
Ada divisi yang mengurusi soal keagamaan, penanggulangan bencana, pemberian bantuan hukum, dan divisi yang mengurusi anak-anak milenial, perempuan, dan kalangan kampus.
Wajah organisasi massa sudah banyak yang berubah menjadi lebih ramah dan bersifat sosial. Tokoh-tokoh ormas juga ikut berkiprah di dunia politik dengan bergabung ke beberapa parpol. Ada juga organisasi massa yang mendirikan partai politik sendiri.