Prof. Azyumardi: Perlu Gerakan Literasi Keagamaan untuk Mengukuhkan Nilai Budaya Indonesia
Belakangan ini, kata dia, situasinya mengkhawatirkan. Nilai-nilai budaya kita yang dijunjung tinggi seperti Pancasila dan NKRI, mulai digoyang-goyang.
“Kita harus berpikir dan melakukan langkah, bagaimana kita tampil dengan budaya Indonesia. Bagaimana kita menggalang kekuatan apa yang kita punya sejak kemerdekaan, kepribadian Indonesia. Jangan terkungkung ajaran-ajaran agama yang bersifat theological ignorance, karena tidak berani keluar dari situ,” kata dia.
Padahal, menurut dia, literasi itu bebas, apalagi sekarang merdeka belajar, memberi kebebasan. Bebas melihat banyak hal. Skeptis perlu dan jangan cepat mengambil suatu pegangan yang sebenarnya tidak mendukung apa yang dicita-citakan pendiri bangsa ini.
“Jadi, semua harus bersatu, mengembalikan cita-cita perjuangan bangsa ini. Kita boleh belajar budaya bangsa mana pun, asal watak bangsa tetap dipegang. Jangan karena pemikiran sempit, kita terpecah belah,” ujar Albertine.
Pemerintah Harus Bantu Profesi Penulis
Ketua Umum Satupena Nasir Tamara dalam sarasehan ini mengungkapkan bagaimana sejarah kelahiran Satupena, untuk memperjuangkan nasib penulis, baik dalam kaitan pajak, royalti, dan juga akses penulis ke berbagai sumber penulisan.
“Pemerintah harus membantu profesi penulis, sebab karya penulis menunjukkan peradaban suatu bangsa,” kata Nasir Tamara.
Oleh karena itu, menurut dia, Satupena ingin membuat suatu ekosistem yang memberi ruang lebih besar bagi penulis dan meningkatkan harkat serta kesejahteraan penulis.