Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Psikolog: Sekolah Lima Hari Bisa Berdampak Anak Stres Hingga Mogok Sekolah

Rabu, 14 Juni 2017 – 18:35 WIB
Psikolog: Sekolah Lima Hari Bisa Berdampak Anak Stres Hingga Mogok Sekolah - JPNN.COM
Bu Guru di daerah pedalaman tetap mengajar meski siswa hanya satu. Segera diterapkan sekolah lima hari, 8 jam per hari. Ilustrasi Foto: JPG/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Psikolog Anak dan Remaja Universitas Indonesia (UI) Vera Itabiliana Hadiwidjojo khawatir kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) soal delapan jam sehari dan sekolah lima hari dalam sepekan di sekolah, akan memengaruhi psikologis anak.

Vera menjelaskan, terlepas dari tingkat pendidikan, anak SD, SMP atau SMA bisa mengalami stres jika memang terlalu lama belajar akademik di dalam ruang kelas di sekolah. Dampaknya bisa macam-macam dan menyebabkan gangguan emosi.

"Mulai dari gangguan emosi (cepat meledak emosinya, misalnya) sampai menolak untuk sekolah atau mogok sekolah," ujar Vera, Rabu (14/6).

Menurut Vera, setiap anak memiliki kondisi yang berbeda, begitu pula di setiap negara. Tak bisa disamaratakan dengan negara maju. Setiap anak berbeda kebutuhannya dan setiap negara berbeda pula pelaksanaan program belajarnya. Tidak bisa disamaratakan berdasarkan lama belajarnya saja.

"Namun perlu dilihat apa yang anak-anak itu kerjakan sampai sore di sekolah. Jika hanya diisi dengan duduk belajar di kelas tentu bisa mengakibatkan anak stres," tukas Vera.

Vera menilai perlu kajian yang matang sebelum sampai pada kebijakan sekolah lima hari atau anak belajar delapan jam sehari. Dia berharap pemerintah sudah melakukannya dan menemukan solusi yang terbaik.

Dia juga menceritakan pengalamannya saat berhadapan dengan pasien anak yang stres karena belajar. Dampaknya anak tersebut memilih mogok sekolah.

"Anak tersebut sampai menolak sekolah karena sekolah yang terlalu panjang waktunya sangat melelahkan buat anak seusianya," katanya. (cr1/jpg/jpnn)

Psikolog Anak dan Remaja Universitas Indonesia (UI) Vera Itabiliana Hadiwidjojo khawatir kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close