Pupuk Indonesia Bersama BUMN Brunei Darussalam Dukung Ketahanan Pangan Regional ASEAN
Selain itu, kedua perusahaan pelat merah dari dua negara bertetangga itu akan berbagi pembelajaran mengenai aspek-aspek kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan (health, safety, security, and environment/HSSE), serta kolaborasi dalam berbagi pengetahuan dan pelatihan.
Lebih lanjut Rahmad menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan upaya bersama antara BFI dan Pupuk Indonesia sebagai langkah awal untuk membangun ekosistem yang saling membangun dalam industri pupuk di ASEAN, dimulai dari Indonesia dan Brunei.
Ke depan, banyak area untuk komitmen dan kerjasama dengan BFI dan produsen pupuk lainnya di ASEAN.
“Pupuk Indonesia melihat kerja sama ini akan memperkuat hubungan regional, utamanya di wilayah ASEAN. Kami sebagai produsen pupuk di regional ASEAN bersama-sama ingin memastikan tidak adanya interupsi proses dalam kegiatan kami, karena ketersediaan pupuk terkait langsung dengan ketahanan pangan. Dalam hal ini tentu juga menyangkut ketahanan pangan regional,” jelas Rahmad.
Setelah proses penandatanganan, Pupuk Indonesia dan BFI akan membentuk tim bersama yang terdiri dari perwakilan kedua belah pihak. Anak perusahaan juga dapat terlibat dalam implementasi lebih lanjut berdasarkan perjanjian yang telah ditandatangani.
Pada kesempatan yang sama, Chief Executive Officer BFI Harri Kiiski menyambut baik kerjasama pengembangan urea dan amonia bersama Pupuk Indonesia.
“BFI menyambut baik kerja sama melalui penandatanganan Head of Agreement ini. Tidak hanya sebagai hubungan antar-perusahaan, namun sebagai hubungan antar-negara di tingkat regional ASEAN. Kami meyakini kerja sama ini adalah workable partnership yang akan memberikan benefit untuk semua pihak, baik BFI maupun Pupuk Indonesia,” jelas Harri.
Dengan kapasitas produksi mencapai 1.365.000 ton metrik urea per tahun, BFI yang didirikan pada 2013, merupakan salah satu pabrik pupuk terbesar di kawasan Asia Tenggara.