Pupuk Kaltim Ajak Masyarakat Tumbuhkan Kecintaan Terhadap Batik
“Kini penggunaan batik lokal menjadi salah satu ciri khas Pupuk Kaltim di berbagai kegiatan. Selain menumbuhkan kecintaan terhadap batik, juga sebagai bentuk kepercayaan dan motivasi bagi batik binaan untuk terus meningkatkan kualitas produk,” tambah Hanggara.
Menurut dia, penggunaan batik sudah sepatutnya dibudayakan secara masif, mengingat batik sebagai kekayaan nusantara merupakan identitas yang tak terpisahkan dari Indonesia.
Apalagi saat ini banyak forum resmi internasional yang mulai mengadopsi dan menggunakan batik, sehingga identitas budaya Indonesia ini makin dikenal dunia serta memiliki masa depan cerah.
Kepala BSN Kukuh S. Achmad, mengatakan batik sebagai warisan budaya telah menjadi sumber ekonomi masyarakat yang dilakoni 200 ribu orang lebih, dengan 47 ribu unit usaha dan tersebar lebih dari 100 sentra industri batik di Indonesia.
Produk batik juga telah merambah ke pasar ekspor seperti Amerika, Jepang, Jerman dan Australia.
“Artinya batik memiliki potensi untuk menyerap tenaga kerja yang cukup besar di Indonesia,” kata Kukuh.
Dijelaskan Kukuh, dari 800 UMKM telah yang meraih SPPT SNI, 12 di antaranya merupakan usaha batik yang telah menjadi role model bagi para perajin batik di Indonesia.
Seluruhnya tersebar di Kalimantan Timur, Jawa Timur, Yogyakarta, Jawa Tengah dan Sumatera.