Ratusan Guru Terbelit Kasus Kredit Beragunan
Mereka cukup menyerahkan fotokopi sertifikat profesi guru.
''Coba, siapa yang tidak tertarik. Dapat kucuran kredit, tetapi tidak perlu mengangsur untuk pelunasan,'' jelasnya.
Para guru tidak tahu ternyata fotokopi sertifikat itu digunakan sebagai sumber untuk pembuatan sertifikat palsu.
Oleh Joh, fotokopian sertifikat tersebut diserahkan kepada oknum BPR.
Kemudian, oknum BPR memberikannya kepada YY, si pembuat sertifikat palsu, yang beralamat di Tambora, Jakarta.
Menurut Agus, BPR yang terkait dengan kasus itu adalah BPR Bahtera Masyarakat Papua yang berbasis di Bogor.
Setelah beberapa waktu, pengajuan kredit yang menggunakan sertifikat palsu tersebut selesai.
Para guru ditelepon orang BPR untuk mengambil uangnya di Bogor. Karena tahu akan mendapatkan uang, para guru langsung berangkat ke Bogor.