Ray Chaerudin, Latih Anjing-Kucing selama Sebulan untuk Adegan 20 Detik
Dia sering terlibat dalam pembuatan film yang di dalamnya terdapat adegan binatang. Hanya, dia sudah lupa judul-judul filmnya. ’’Yang paling saya ingat ya film Soe Hok Gie itu. Yang lain tidak ingat. Judulnya aneh-aneh,’’ kelakarnya.
Soal film Gie (2005), Ray mengaku tertantang. Sebab, ketika film yang disutradarai Riri Reza tersebut muncul, sinema Indonesia sedang bangkit lagi. Meski perannya ’’hanya’’ mengarahkan anjing dan kucing, Ray justru bangga. Sebab, tidak semua orang bisa. Apalagi filmnya tergolong elite.
’’Bayangkan, saya diminta menyiapkan adegan dua hewan yang selama ini bermusuhan untuk makan bersama dalam satu piring,’’ ungkap pria 48 tahun itu.
Dia sempat bingung mencari pinjaman peliharaan anjing ras dan kucing lokal. Tidak mudah menemukan kucing peliharaan sesuai dengan kriteria yang diminta sutradara. Sebab, kucing peliharaan identik dengan kucing impor. Kalau bukan persia, ya anggora. Padahal, film Gie dibuat dengan setting 1956 yang saat itu hanya ada kucing lokal.
’’Masak zaman dulu, ketika orang susah cari makan, peliharaannya kucing impor?’’ tuturnya.
Setelah menemukan anjing dan kucing yang diharapkan, Ray masih harus melatih dua satwa itu sesuai adegan yang akan diambil. ’’Tidak ada trik khusus. Saya juga bukan keeper hewan,’’ jawabnya saat ditanya cara melatih dua satwa tersebut hidup berdampingan.
Ray mengaku membiasakan dua hewan itu untuk bersama-sama. Awalnya, kedua hewan ditempatkan dalam kandang yang jaraknya berdekatan. Pemberian makan pun dilakukan dalam waktu yang sama.
Mulanya, si anjing memang keluar sifat alaminya. Menggonggong seolah menunjukkan dominasinya. Namun, lama-kelamaan anjing itu juga bisa menerima keberadaan si kucing.