Razia Agama
Oleh: Dahlan IskanGus Muiz Aziz, kiai muda dari Pondok Denanyar Jombang mengatakan ini: umumnya ulama dari tiga mazhab melarang non-muslim masuk masjid, tetapi mazhab Hanafi memperbolehkan.
"Yang penting tidak menetap di masjid," ujar Gus Muiz yang selalu berambut panjang itu.
Makanya di Tiongkok, teman-teman saya yang komunis bebas masuk masjid, bahkan dipersilakan masuk. Didorong-dorong untuk ikut masuk.
Seperti saat saya mengajak para mahasiswa Indonesia di Nanjing bulan puasa lalu. Yakni untuk berbuka puasa di salah satu masjid di sana, padahal saya sudah memberi tahu pengurus masjid bahwa sebagian mahasiswa itu Kristen dan Buddha.
Muslim di Tiongkok memang menganut mazhab Hanafi, seperti juga umumnya muslim di Asia Tengah.
Di Beirut, saya juga ke masjid terkenal di sana. Justru pengurus masjid menyediakan pakaian panjang-longgar untuk wanita nonmuslim yang datang dengan you can see.
Lalu, mempersilakan mereka masuk masjid. Yakni untuk melihat-lihat keindahan masjid. Tentu kunjungan turis itu di luar jadwal salat berjamaah dan yang lima waktu.
Istiqlal Jakarta juga tidak melarang nonmuslim masuk Istiqlal. Tetapi saya pernah malu. Saya membawa orang Tiongkok yang mengagumi arsitektur masjid Akbar Surabaya. Saya ingin ajak mereka masuk masjid. Ternyata tidak boleh. Saya malu sekali.