Refleksi Akhir Tahun: Pariwisata Danau Toba Butuh Kemasan Inovatif, Kreatif dan Kerja Sama Semua Pihak
Sanggam mencontohkan budaya dan adat Batak yang masih asli dan terpelihara hingga saat ini adalah tradisi yang digelar rutin oleh kalangan Parmalim (aliran kepercayaan).
Salah satu tradisi Parmalim yakni Sipaha Lima untuk mensyukuri nikmat atas hasil panen yang diberkati Yang Maha Esa.
Jika tradisi budaya ini dikemas dan digelar secara rutin di kawasan Danau Toba akan menjadi daya tarik tersendiri. Selain mengemas sajian upacara dan ritual adat, juga sebagai upaya melindungi dan melestarikan aset wisata budaya tersebut.
“Upacara adat yang beragam jenisnya jika digelar secara rutin akan merupakan bagian dari upaya melestarikan serta melindungi aset budaya lokal untuk terus tetap bertahan hidup," katanya.
Dari sisi promosi, Sanggam mempertanyakan apakah promosi pariwisata Danau Toba dilakukan di luar negeri atau di dalam negeri. Kalau promosi dilakukan ke luar negri maka harus jelas sasarannya, apakah wisatawan Asia atau Eropa.
Sanggam Hutapea mengingatkan sudah hampir 20 tahun Danau Toba tidak pernah lagi diperhatikan Pemerintah sebelum Presiden Jokowi.
Dengan demikian dapat dikatakan sekitar 20 tahun juga agenda pariwisata dunia melupakan Danau Toba.
"Mereka-mereka (20 tahun lalu) mengenal Danau Toba, tentu sudah pada tua. Jadi harus disadari karena sudah 20 tahun terputus maka diperlukan terobosan untuk mengenalkan pariwisata Danau Toba itu kembali ke pasar potensial," ucap Sanggam.