Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Rezeki Boy

Oleh: Dahlan Iskan

Rabu, 05 Januari 2022 – 08:08 WIB
Rezeki Boy - JPNN.COM
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Lokasi ini memang jauh dari mana-mana, apalagi lokasi PLTA-nya nanti.

Makanya membangun PLTA (pembangkit listrik tenaga air) di hulu Sungai Kayan itu sulit. Juga sangat mahal. “Biayanya bisa USD 10-15 miliar," ujar Luhut.

Itu berarti sekitar Rp 150 triliun. Untuk PLTA-nya saja.

Bandingkan dengan PLTU 2000 MW milik Boy tadi. Yang ''hanya'' Rp 30-an triliun.

Dari segi waktu juga beda jauh. Perkiraan saya, PLTA Kayan itu baru akan selesai 10 tahun lagi. Itu pun baru yang 600 MW. Untuk bisa lebih dari itu perlu membangun PLTA lagi di lokasi lebih hilirnya.

Itu mirip proyek Asahan di Sumut. Yakni di hulu Sungai Asahan. Yang mendapat aliran air dari Danau Toba.

PLTA Asahan-1 –yang paling dekat Danau Toba– berkapasitas 600 MW. Listriknya dialirkan khusus untuk pabrik aluminium milik Jepang di pantai Tanjung Balai.

Itulah yang membuat pabrik aluminium Jepang tersebut berhasil: dapat listrik murah, padahal tidak ada bahan baku aluminium di Asahan.

Luhut melapor ke presiden bahwa investor yang hadir di acara itu adalah yang serius menanam modal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News