Ribuan Kader PKB Sambangi Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif
jpnn.com, JOMBANG - Setelah menjalankan ziarah ke makam Wali Songo dan makam Presiden RI IV KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ribuan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DKI Jakarta menyambangi Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif, Denanyar, Jombang. Di pondok pesantren tersebut 1000 kader PKB disambut langsung Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB H Abdul Muhaimin Iskandar, Senin (22/5/2017).
Dalam kesempatan tersebut, Muhaimin Iskandar bersyukur karena kader PKB selamat sampai tujuan. Ia berharap perjalanan yang diridhoi Allah SWT tersebut dapat mengabulkan seluruh doa kaum muslimin dan muslimat yang turut dalam perjalanan ziarah.
"Alhamdulillah bapak-bapak, ibu-ibu sudah ziarah ke para wali dengan selamat. Semoga menjadi perjalanan yang diridhoi Allah dan dikabulkan segala doa kita semua. Amin,” cetus pria yang memiliki panggilan akrab Cak Imin itu.
Cak Imin menegaskan, sekarang perjuangan Nahdlatul Ulama (NU) dan PKB DKI Jakarta sangat berat. Sebab harus berhadapan dengan orang-orang yang gampang membid'ah-bid'ah kan dan gampang mengafirkan orang yang tidak sependapat.
"Bahkan beduk aja di bid'ahkan, beduk memang bukan tuntunan langsung tapi beduk kan digunakan untuk memanggil atau menentukan orang untuk salat, itu aja dipermasalahkan. Apalagi ziarah kubur kembali dimusuhi, ini mengingatkan kita pada tahun 70-an di mana NU dan Muhammadiyah berantem keras, bahkan di Lamongan sampai berantem fisik," ucapnya.
Cak Imin mengingatkan, agenda terbesar Umat Islam bukan perbedaan pendapat furuiyah, khilafah-khilafiyah, tapi agenda umat Islam adalah persatuan ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah wathoniyah, ukhuwah Basyariah. Pasalnya, hari ini mulai banyak tumbuh orang yang sering buat gaduh.
"Melihat gairah ber-Islam di Jakarta, alhamdulillah tapi harus kita cermati gairah ke-Islaman di Jakarta yang kebablasan. Banyak orang PKB tidak boleh ceramah di masjid, banyak yang menyalahkan orang lain. Bahkan dengan sombongnya mereka mengatakan sebagai pemegang kunci surga. Ini sama sekali bukan Islam yang diajarkan para wali," ujarnya.
Menurut Cak Imin, melihat hal seperti itu sudah saatnya Islam Aswaja percaya diri, yakin dengan keyakinan yang dimiliki dan diwariskan pendiri NU.