Riset DNA Ungkap Manusia Purba Afrika Berjalan Melintasi Benua demi Cari Jodoh
jpnn.com - Penelitian terhadap DNA manusia tertua di Afrika menunjukkan adanya perubahan besar dalam pola migrasi yang terjadi sekitar 20 ribu tahun lalu.
Dilansir Sciencenews.org, temuan baru ini, dibantu oleh beberapa contoh DNA manusia tertua dari Afrika yang diisolasi hingga saat ini, menghadirkan dukungan bukti genetik pertama bagi dugaan perubahan pola kawin sekitar waktu itu.
Riset tim lintas universitas yang diterbitkan jurnal ilmiah Nature pada Rabu (23/2) tersebut menyebutkan bahwa sekitar 50 ribu tahun lalu, manusia purba melakukan perjalanan jauh melintasi daratan Afrika untuk menemukan partner berkembang biak alias pasangan.
Pergerakan jarak jauh kelompok manusia purba yang baru diidentifikasi ini membantu menjelaskan penemuan benda arkeologi seperti perkakas batu dan tulang, serta perilaku budaya lainnya yang muncul di sebagian besar Afrika mulai sekitar 50.000 tahun yang lalu.
Sekitar waktu itu, ujar ahli genetika evolusioner Harvard Medical School Mark Lipson, set varian gen yang diwariskan menjadi semakin mirip pada individu purba yang ditemukan di wilayah tengah, timur dan selatan Afrika sub-Sahara.
Ini menunjukkan bahwa daerah tersebut adalah tempat peleburan genetik, di mana pemburu-peramu bermigrasi di antara tiga daerah, kawin satu sama lain di sepanjang jalan.
Masih dalam penelitian tersebut, bioarkeolog Universitas Yale Jessica Thompson mengungkapkan bahwa perjalanan jauh untuk mencari pasangan kawin tidak lagi dilakukan sekitar 20.000 tahun yang lalu.
Hal ini diketahui dari perbandingan DNA manusia purba dengan pemburu-peramu dan penggembala masa kini di tiga bagian Benua Afrika.
Menurut analisisnya, salah satu faktor yang menyebabkan manusia pada zaman itu ogah bepergian jauh dari rumah adalah zaman es terakhir yang tengah memuncak.