Sajak Bung Karno
Kemerdekaan bukanlah milik
sesatu bangsa sadja, tetapi
milik semua manusia.
Tokyo 15 Februari 1958
Soekarno
Ichiki Tatsuo pemimpin redaksi Asia Raya. Dia banyak menerjemahkan buku taktik perang gerilya dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia.
Haji Agus Salim memberinya nama Abdul Rahman.
Nama kedua yang disebut Bung Karno dalam selembar kertas berlogo Garuda Pancasila itu Yoshizumi Tomegoro. Biasa juga disebut Tomegoro Yoshizumi.
Redaktur To Hindo Nippo di zaman kolonialisme Belanda ini menjabat Kepala Intelijen Kantor Penghubung Angkatan Laut Jepang semasa Jepang menguasai negeri ini.
"Tan Malaka memberinya nama Arif," sebagaimana dicuplik dari buku Jejak Intel Jepang.
Pada zaman perang revolusi kemerdekaan Indonesia (1945-1949), keduanya berjibaku berperang di pihak Indonesia menghadapi Sekutu-Belanda yang berusaha merongrong kemerdekaan Indonesia.
Supucuk surat Bung Karno itu pun diukir pada sebuah monumen di Seisho Ji, kuil Budha tua sekte Zen di dekat Tokyo Tower.