Samarinda Toraja
Oleh Dahlan IskanKopra itu ia jual ke ayah di Surabaya dengan harga Rp 32/kg. Sang ayah setuju –tanpa tahu berapa anaknya membeli dari petani.
Sang ayah lalu kirim L/C lokal. Namun L/C itu tidak bisa diuangkan. Padahal petani menunggu di Pulau Una Una.
Untung Arief bisa dansa. Misalnya cha-cha.
Ia belajar dansa waktu di SMA. Kemampuan dansa itulah yang membuat Arief bisa mencairkan uang di L/C –lewat bank yang pimpinannya minta diajari dansa.
Padahal Arief sudah pusing akibat bank penerima L/C tidak bisa mencairkannya.
Uang berkarung-karung itu dia bawa ke Una Una. Lunas.
Kopra pun masuk gudang di Poso. Kunci gudang ia serahkan ke bank yang mencairkan L/C tersebut.
Arief pun mencarter kapal. Ia ikut naik kapal itu –mengawal sendiri kopra 2.000 ton menuju Surabaya.