Saridi Husein
Oleh: Dahlan IskanIa mensyukuri hidupnya dengan rasa syukur yang tidak habis-habisnya. Sebagai anak desa, tidak lulus SD, tidak bisa bahasa Arab, ia kini menjadi pemandu yang mumpuni bagi jemaah haji dan umrah.
Sebenarnya ia hampir saja tamat SD. Saridi keburu diajak orang tuanya merantau ke Jakarta. Ikut kerja apa saja.
Pekerjaan pertamanya ikut angkut es batu. Dibayar Rp 500.000 sebulan.
Lalu pindah-pindah kerja. Akhirnya terpikir untuk ke Arab Saudi. Saridi memilih ke Saudi sebagai TKI resmi: sopir pribadi.
Pun ketika tiba di Jeddah, ia belum bisa bahasa Arab. Juga hanya punya uang Rp 15.000 di kantongnya..
"Saya dijemput taksi di Bandara. Taksi dari calon majikan," katanya.
Sepanjang perjalanan, Saridi hanya diam. Ia menahan haus luar biasa.
Hari itu menjelang salat Jumat. Saridi dibawa mampir masjid.