Saya Begitu Senang hingga Berpikir untuk Menangis
Kandang Lana dipikul empat orang warga menggunakan dua batang bambu.
Jaraknya memang tidak seberapa jauh dari camp, hanya sekitar 1,5 km. Namun kondisi jalan yang sedikit basah, berliku dan beberapa tanjakan cukup menguras energi dan napas rombongan.
Khusus bagi yang memikul kandang, diwajibkan mengenakan masker untuk mencegah saling tertular penyakit antara orangutan dan manusia. Setiap anggota rombongan juga dibekali masker yang wajib dipakai jika berada dekat dengan kandang Lana.
Setengah jam lebih perjalanan, kami tiba di titik pelepasan. Sembari menunggu Lana beristirahat dan kembali diberi minum, Ade Fitri (23) dokter hewan yang juga ikut, menjelaskan tata cara pelepasan.
“Rekan-rekan harap berada 50 meter dari kandang. Dan jangan berada di arah pintu kandang, menghindari Lana takut dengan keberadaan kita. Sebab orangutan yang takut bisa saja menyerang,” jelas Ade.
Plt Camat Kelay Toris, mendapat kehormatan membuka pintu kandang Lana. Tak menunggu lama usai kandang dibuka, Lana dengan perlahan langsung memanjat pohon yang ada di depannya. Rombongan menahan tawa ketika Lana sampai di atas pohon sempat buang air.
Kami kemudian beranjak kembali ke base camp meninggalkan Lana dan empat orang anggota COP di rimbunnya hutan.
Mereka bertugas melakukan monitoring kondisi dan pergerakan Lana selama sehari.