Sebelum Para Eksekutif Freeport Datang...
Konferensi Denpasar yang dihadiri oleh Van Mook, melahirkan Negara Indonesia Timur (NIT).
Tahija mengakui, "pendukung Republik melihatnya sebagai negara boneka Belanda. Saya sendiri melihatnya sebagai mitra sejajar Republik dalam membangun Negara Kesatuan Indonesia."
Di NIT, berturut-turut Tahija menjabat Menteri Penerangan, Menteri Sosial dan Menteri Ekonomi.
Anti Kekerasan
Ketika Belanda melancarkan agresi militer 2, dimulai dengan menyerang Yogyakarta sebagai ibukota Republik Indonesia, pertengahan Desember 1948, NIT marah.
Perdana Menteri NIT, Anak Agung Gde Agung mundur. Begitu pula Tahija.
Melalui siaran radio, Anak Agung mengecam kekerasan yang dilakukan Belanda. Pertikaian Indonesia dan Belanda pun menjadi sorotan internasional.
PBB yang telah membentuk Komisi Tiga Negara (KTN) memfasilitasi penyelesaian masalah tersebut.