Sebulan Buat 60 Eksperimen Daratkan Robot di Mars
”Eksperimen yang saya kerjakan adalah menyelidiki parasut supersonik mereka yang akan digunakan pada misi ke Mars,” terang pria 31 tahun tersebut.
Parasut itu, jelas Bagus, harus dapat menahan robot pada saat memasuki atmosfer Mars. ”Robot akan masuk di atmosfer Mars dengan kecepatan sangat tinggi dan parasut akan membantu mendaratkannya dengan aman di permukaan Mars,” papar ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia 2012–2013 itu.
Bagus sudah sekitar satu minggu berada di JAXA saat wawancara tersebut dilakukan. Dia menyatakan, banyak eksperimen yang sudah dilakukan. Fokus tugasnya ada pada pekerjaan menggunakan wind tunnel atau terowongan angin serta berbagai model parasut yang dikembangkan.
Dia dibimbing ilmuwan Jepang, salah satunya guru besar Universitas Tokyo. Tugas Bagus menganalisis data setiap eksperimen. ”Kurang lebih ada 60 eksperimen yang saya kerjakan selama di Jepang,” kata dia.
Bagi Bagus, riset di sebuah fasilitas terowongan angin bukan hal yang baru. Di kampusnya, Melbourne University, terdapat terowongan angin boundary layer (subsonik) terbesar dan terbaik di dunia.
”Eksperimen saya di kampus menggunakan terowongan subsonik, sementara bekerja di terowongan supersonik seperti di Jepang ini adalah pengalaman baru,” ujarnya.
Terowongan angin supersonic milik JAXA, kata Bagus, merupakan salah satu yang paling impresif yang pernah dilihatnya. Fasilitasnya luar biasa besar karena berada di dalam gedung seluas lapangan sepak bola dengan ketinggian ruangan hampir 30 meter. JAXA juga memiliki fasilitas komputer serta sistem akuisisi paling modern yang pernah dilihatnya.
’’Ruangannya sangat bersih dan steril. Bahkan, di ruang kontrol, sepatu dilarang masuk,’’ bebernya. Bagus menggambarkan, ruang kontrol terowongan angin JAXA mirip ruang kontrol pesawat antariksa seperti yang terlihat dalam film-film Hollywood.