Sebut Istri Semanis Gula, Habibie Menangis
Minggu, 12 Desember 2010 – 05:50 WIB
Dia menyesal karena tidak bisa menjaga kesehatan Ainun dengan baik. Apalagi, Ainun meninggal tepat sepuluh hari setelah mereka merayakan ulang tahun perkawinan ke-48. Dalam buku itu juga dikisahkan secara detail saat Habibie mendampingi Ainun mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Ludwig Maximilian University (LMU), Muenchen, Jerman.
Habibie berharap kisah cintanya dengan Ainun yang dituangkan dalam buku itu bisa menjadi refleksi dan inspirasi bagi bangsa Indonesia. Terutama bagi yang ingin belajar menjadi suami-istri yang baik serta membangun keluarga ideal dan saling menghormati.
Sebelum buku itu terbit, pada 2006, Habibie meluncurkan buku fenomenal berjudul Detik-Detik yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi. Buku itu berisi kisah perjalanan politik Habibie. Namun, penjualan buku kedua ini, tampaknya, segera mengungguli buku bertema politik tersebut. Dalam seminggu terakhir, cetakan pertama 25 ribu eksemplar sudah hampir habis terjual. Kini, penerbit kembali mempersiapkan cetakan kedua sebanyak 50 ribu eksemplar.