Selamat Jalan, Bung Rizal Ramli
Oleh: Dipl.-Oek. Engelina Pattiasina*Intinya, dalam diskusi itu, kami sepikiran kalau pengelolaan seperti itu tidak membawa dampak ekonomi apa pun terhadap ekonomi rakyat.
Sebab, gas yang diambil segera diangkut ke kapal untuk dikirim ke berbagai tempat dan tidak memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Hanya saja diskusi berakhir begitu saja. Karena Bung Rizal dan penulis tidak berada dalam sistem kekuasaan, sehingga praktis hanya berusaha mendorong kesadaran mengenai publikasi di ruang publik.
Namun, tidak lama setelah diskusi di pusat berbelanjaan itu, Presiden Joko Widodo melakukan perombakan cabinet. Bung Rizal Ramli diangkat sebagai Menko Kemaritiman, yang juga mengkoordinir bidang energi.
Setelah penulis melakukan diskusi dengan Bung Rizal, ternyata tetap pada sikapnya tidak setuju dengan pengembangan kilang terapung, karena tidak memberikan multiplier effect terhadap ekonomi Maluku.
Sikap Bung Rizal ini menjadi daya dorong bagi penulis dan rekan-rekan dari Maluku untuk terus mendorong agar Presiden Joko Widodo memindahkan kilang terapung menjadi kilang darat.
Hanya saja tidak mudah, karena sejumlah tokoh kunci dan berada di sekitar Presiden dan sangat menentukan dalam pengambilan kebijakan justru tetap bersikukuh untuk mengembangkan kilang terapung, dengan satu argumen yang seragam kalau pengembangan itu lebih murah.
Meskipun alasan ini dengan mudah dipatahkan tetapi tidak semudah untuk mempengaruhi kebijakan, dimana arus besar para pengambil kebijakan mulai dari pusat sampai ke daerah bersikeras mempertahankan kilang terapung, yang sesuai dengan kehendak investor.