Serukan Swasembada Pangan, Mentan Mengajak Petani dan Penyuluh DIY Tingkatkan Produktivitas
Dia mengingatkan jika krisis pangan yang terjadi maka akan melompat kepada krisis politik dan krisis sosial dan itu sangat mengkhawatirkan.
"Maka yang harus dilakukan adalah ekstensifikasi dan intensifikasi. Ekstensifikasi dengan Food Estate (FE) dan ini sudah berhasil," katanya.
Mentan juga mengingatkan bahwa pertanian bukan untuk diperdebatkan, tetapi diperjuangkan sehingga menghasilkan dengan baik.
Untuk mewujudkan agar Indonesia swasembada kembali, langkah-langkah yang telah dilakukan pemerintah adalah penambahan anggaran pupuk sebesar 14 T oleh Presiden Jokowi dan Penyuluh Pertanian Lapangan atau PPL juga sudah diberikan tambahan.
"Indonesia pernah swasembada sebanyak tiga kali, yaitu, 2017, 2019 dan 2020. Mimpi besar menjadi negara pengekspor, maka harus saling bahu membahu dan bersinergi di semua sektor," ujar Mentan.
"Sekarang kami datang memberikan bantuan dan menyelesaikan masalah di Yogyakarta," imbuhnya.
Mentan mengatakan, petani jangan dipersulit untuk mengambil pupuk bersubsidi.
"Jika tidak ada Kartu Tani bisa menggunakan KTP. Bagi para pengecer jangan mempersulit petani, kalau mempersulit maka izinnya akan dicabut. Kalau mau berhasil layani petani dengan ikhlas, jika mau sukses jangan mengeluh dan meminta. Meminta dan mengeluh itu hina. Pupuk dipenuhi, bantuan diluncurkan maka petani seluruh Indonesia akan tersenyum," kata Amran.