Simak! Lima Hal yang Harus Diperhatikan dalam Full Day School
jpnn.com - JAKARTA - Konsep full day school sebenarnya sudah sering dijalankan dengan sangat baik. Sekolah Mutiara Bunda di kawasan Arcamanik, Bandung, salah satunya.
Lala Tansah, kepala SMA Mutiara Bunda, menyatakan bahwa sejak berdiri, yaitu pada 2006, sekolahnya menerapkan sistem full day.
”Anak-anak berada lebih lama di sekolah tidak hanya transfer kurikulum, tetapi juga pembangunan karakter,” kata Lala kepada Jawa Pos.
Lala mengatakan, siswa jenjang SMP dan SMA mulai belajar pukul 08.00 hingga 15.00. Sedangkan siswa SD kelas I–II pukul 08.00–13.30 dan kelas III–VI pukul 08.00–14.30. Itu pembelajaran di kelas.
Untuk ekstrakurikuler, Lala menjelaskan, ada tambahan pada hari-hari tertentu. ”Namun, kami tidak lebih sampai jam 16.00. Kami berpikir anak-anak juga harus berinteraksi dengan orang tua,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Lala, di SD, setelah mereka menyelesaikan kegiatan belajar mengajar (KBM), sekolah tidak akan memberikan banyak PR.
Tujuannya, ketika di rumah, siswa lebih banyak berinteraksi dengan keluarga. ”Mungkin PR ada, tapi kami pantau terus jumlahnya agar anak punya waktu untuk berinteraksi,” jelasnya.
Karena sudah lama menjalankan full day school, Lala mengatakan tak masalah dengan anjuran Mendikbud untuk menerapkan model full day.