Siswi SMK Viral di Medsos Itu Ingin jadi Penyidik KPK
Cat warna biru itu juga sudah tampak pudar. Barang-barang bekas menumpuk di ruang tamu menempel tembok. Satu sepeda angin teronggok dalam kondisi rusak.
Dua kakak dewi sudah bekerja. Satu laki-laki bekerja di toko bangunan dan satu perempuan di bengkel.
Mereka berdualah yang mencicil angsuran rumah setiap bulan. Sedangkan adik Dewi masih sekolah kelas V SD.
Penghasilan Mardani sebagai pemungut barang-barang bekas hanya bisa buat makan sehari-hari. Nilainya tidak menentu.
“Rata-rata 20 ribu. Oleh terkadang dapat banyak, terkadang nggak dapat sama sekali,” sebut Mardani.
Bagi sang ibu, kebiasaan anaknya yang kutu buku tak ia permasalahkan. Hanya dia meminta untuk menjaga kesehatannya. Sering lupa waktu. Sering sakit karena jarang makan.
“Kalau baca buku bisa sampai jam 23.00 WIB. Terkadang saya pergoki baca buku sampai teguring (tertidur, Red) di balik kelambu kamar,” ujar Ramnah.
Di balik itu semua, prestasi Dewi sangat membanggakan keluarga. Selalu mendapat ranking di sekolah. Sejak Sekolah Dasar (SD) 2 Panarung sampai di MTS.