Skandal Bus Tiongkok, PDIP-Gerindra Memanas
jpnn.com - JAKARTA - Meledaknya skandal megaproyek pengadaan 656 bus asal Tiongkok, dengan nilai Rp 1,5 triliun telah membuat sejumlah pihak saling serang. Adalah Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta, Mohamad Sanusi, yang mendesak kasus itu diusut tuntas.
Tidak peduli, jika pelakunya adalah orang dekat Gubernur Joko Widodo ataupun Wagub Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
”Jika memang salah ya harus dihukum,” tegasnya, kemarin (11/3). Sanusi menegaskan, keberadaan sekelompok mantan tim sukses (timses) Jokowi-Ahok yang disebut-sebut sebagai ”Geng Solo” memang nyata adanya.
”Mereka menguasai berbagai lini di Pemprov DKI, mulai dari pengadaan barang, hingga di dinas dan BUMD,” ucapnya juga.
Tapi itu langsung dibantah Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, H.E Syahrial. Menurut Syahrial, Fraksi PDIP menegaskan tidak mengenal sama sekali pria berinisial MBC yang disebut-sebut sebagai orang dekat Jokowi yang diduga mengendalikan proyek bus asal Tiongkok.
Sehingga pihaknya tidak ada urusan jika sosok itu dinyatakan bersalah dalam kasus pengadaan bus asal China tersebut. ”Kami tidak mengenal dia (MBP, Red),” ucapnya.
Justru, Syahrial mengaku mencium adanya konspirasi antara Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan Partai Gerindra untuk menyudutkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), dalam kasus proyek bus karatan asal Tiongkok itu.
Sejumlah komentar Ahok kepada media, dinilai mengandung muatan politis yang secara tidak langsung menyerang Jokowi. Menurutnya juga, pernyataan Ahok bahwa dia sudah tanya ke Jokowi mengenai mantan tim sukses asal Solo yang suka minta proyek, dan terlibat dalam proyek bus Transjakarta merupakan indikasi Ahok berusaha menyudutkan Jokowi dan mencuci tangan atas kasus ini.
”Ini tahun politik, dan kami tahu Ahok adalah kader Partai Gerindra. Bisa saja yang bersangkutan sengaja bermain dalam kasus bus ini untuk menyudutkan Jokowi,” cetusnya.