Sosok GKR Mangkubumi di Mata Anak-anak Sultan HB X Lainnya
Penyuka Tempe Busuk Itu Dianggap Sosok Pemberi Solusi“Dia sosok yang tegas, tipikalnya bicara seperlunya saja. Namun jika adik-adiknya mempunyai masalah, dia selalu memiliki solusi,” ujar GKR Bendara dilansir Radar Jogja (Grup JPNN.com), Sabtu (9/5).
Namun putri bungsu Sultan HB X itu mengaku tidak banyak memiliki kenangan waktu kecil bersama kakak sulungnya itu. Sebab saat dia baru mulai masuk sekolah dasar, kakak sulungnya sudah mulai masuk SMA.
“Kami berjarak 14 tahun. Setelah sama-sama agak besar, kakak saya itu dikirim ke luar negeri. Baru mulai dekat saat saya mau masuk kuliah. Kami ngobrol dan saya minta pertimbangan waktu mau memilih jurusan. Saya minta bantuan baiknya seperti apa. Dan dia selalu dapat memberikan solusi,” terangnya.
Meski keluarga keraton, ternyata untuk urusan kuliner, perempuan yang sebelum menikah bernama Gusti Raden Ajeng Nurmalitasari itu, penyuka tempe busuk. Kegemaran kulinernya itu biasanya dilakukan jika akhir pekan bersama adik-adiknya.
“Kuliner dia sukanya olahan makan tempe bosok (busuk) dimasak. Hari Minggu tidak bisa diganggu gugat. Biasanya dengan anak dan suami pergi makan ke mal, atau kalau long weeken biasanya kumpul masak-masak di keraton,” ungkap GKR Bendoro yang sebelumnya bernama Gusti Raden Ajeng Nurastuti Wijareni itu.
Dengan dinobatkannya GKR Pembayun menjadi GKR Mangkubumi, sebagai adik dia mendoakan kakaknya dapat menerima dawuh sebaik-baiknya.
“Semoga tetap amanah,” ungkapnya.
Sementara itu, GKR Pembayun setelah dinobatkan sebagai Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi Hamemayu Hayuning Bawono Langgeng ing Mataram, masih belum mau terbuka dengan awak media.