Status Galau di Facebook Rentan Jadi Sasaran Empuk
Peneliti Yayasan Samin lainnya, Nining Sholikhah menyebut kondisi itu mematahkan anggapan yang menyebut anak-anak lebih aman dan nyaman dengan mengakses internet di rumah. Ternyata para korban tidak menyadari bahwa gambar-gambar yang mereka kirimi dijadikan komoditi pornografi oleh para pelaku.
Nining menuturkan, akun media sosial kerap kali digunakan menjadi pintu masuk para penyebar pornografi. Pelajar perempuan yang sering memasang status galau di akun media sosial pun menjadi salah satu sasaran empuk.
”Melalui FB, biasanya orang-orang yang tidak dikenal ini menyapa dan mengajak kenalan pelajar yang kerap memasang status galau,” jelasnya.
Dari semula perkenalan di Facebook, biasanya berpindah menjadi obrolan intens melalui Messenger ataupun BBM. Ujungnya adalah ajakan untuk bertemu.
”Saat pertemuan ini ekspolitasi seks terbuka. Bukan tidak mungkin menjadi korban eksplotasi sek-sual komersil,” jelasnya.
Melihat ancaman yang serius terhadap eksplotasi seksual terhadap anak-anak secara online, Nining pun mengingatkan para orang tua agar aktif melakukan pencegahan. Menurutnya, kasus ekplotasi sosial bermula pada kepercayaan anak terhadap orang lain.
Anak lebih percaya pacar maupun orang lain sebagai tempat berbagi dibanding orang tua mereka. ”Bahkan hewan peliharaan dijadikan tempat menghilangkan stres bila ada persoalan,” jelasnya.
Nining menambahkan, pendampingan orang tua dan meluangkan waktu berkumpul dengan anak-anak menjadi sangat penting. Orang tua untuk tidak ragu me-nanyakan apa aktivitas anaknya di media sosial. ”Tanyakan apa yang di-download dan di-upload,” jelasnya.