Sulap atau Futsal di Dek saat Tunggu Waktu Bertugas
Ketika fajar, seluruh awak kapal dan anggota BSG bersiaga. Mereka berdiri di anjungan, tepi geladak, dan bagian atas kapal. Menggunakan bantuan lampu sorot kapal dan senter LED, mata mereka tidak pernah lepas mengawasi kondisi di sekitar kapal yang bergerak perlahan menyusuri lokasi pencarian.
Charles mengatakan sudah terbiasa dengan situasi pencarian berhari-hari di laut sehingga tahu bagaimana menyiasati kebosanan. Biasanya dia berusaha melakukan aktivitas apa pun di atas kapal.
Entah berjalan-jalan, mengecek ulang perlengkapan, menyapa kapten kapal di anjungan, atau bermain gitar. ”Praktis, saya tidak pernah bosan. Lagi pula, kalau saya tidak semangat, bisa menurunkan semangat teman-teman yang lain juga,” tuturnya.
Selain Charles, ada anggota BSG yang pintar pula menghidupkan suasana. Dia adalah Faujikurrahman. Dengan kecepatan tangannya, dia mahir memainkan sulap kartu. Setiap malam dia mempertunjukkan kebolehannya bermain sulap, baik di hadapan rekan-rekannya maupun para wartawan.
Permainan kartu standar hingga ilusi mampu dia mainkan. Dimulai dari menebak kartu yang dipilih salah seorang wartawan, yakni kartu tujuh sekop. Saat atraksi itu tidak menarik lagi bagi audiens, dia menunjukkan trik ilusi.
Di hadapan wartawan, mendadak seluruh kartu yang dia pegang terlihat sama semua, yakni tujuh sekop. Namun, setelah diperlihatkan ulang, kartunya kembali lengkap berwarna-warni. Tepuk tangan meriah pun menyambut keberhasilan trik tersebut. ”Ini selingan saja. Kalau teman-teman BSG sudah sering lihat trik saya,” ujar Jian, panggilan Faujikurrahman.
Jian pun tidak segan berbagi ilmu. Dia mengajarkan trik menghilangkan tulisan di korek api, kemudian memunculkannya lagi. Semua trik sulapnya mengandalkan kecepatan tangan.
Di samping bosan, hal lain yang menjadi tantangan tim di KN 224 SAR adalah logistik yang terbatas. Hal itu terjadi karena mereka sebisa-bisanya berada di lokasi pencarian.