Survei Charta Politika: Mayoritas Tolak Politik Dinasti, tetapi Tak Mencemaskannya
Alumnus Universitas Nasional (Unas) itu memerinci hanya 20,2 persen responden yang mengaku sepakat dengan praktik polisik dinasti. Sisanya atau 16,7 persen tidak menjawab.
Namun, kata Nahrudin, ketidaksetujuan atas politik dinasti itu tak membuat masyarakat mencemaskan masa depan demokrasi.
"Kecemasan itu turun. Penolakan itu turun," kata dia.
Sebanyak 46,9 persen di antaranya mengaku tak mencemaskan politik dinasti bakal menghambat demokrasi.
Hanya 37,7 persen responden yang merasa cemas bahwa politik dinasti bakal menghambat demokrasi. Adapun 15,4 responden persen tidak menjawab.
"Kalau saya baca, penolakan ini (terhadap dinasti politik, red) belum 100 persen implementasinya diketahui masyarakat, apakah betul ketika politik dinasti dilakukan, demokrasi bakal terhambat," kata Nahrudin.
Charta Politika melakukan survei terhadap 1.220 responden berusia 17 tahun ke atas pada 4-11 Januari 2024. Survei itu menggunakan dengan metode wawancara tatap muka.
Pemilihan responden untuk survei itu menggunakan metode multistage random sampling atau pengambilan sampel acak bertingkat. Adapun margin of error survei itu di angka 2,82 persen.(ast/jpnn.com)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini: