Suud Rusli Melatih Umar Patek Jadi Petugas Upacara HUT RI di Lapas Porong
jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Porong Sidoarjo saat ini dihuni oleh beberapa warga binaan pemasyarakatan (WBP) kondang. Di antaranya adalah Suud Rusli dan Umar Patek.
Suud Rusli merupakan mantan marinir yang menjadi terpidana mati dalam kasus pembunuhan terhadap Boedyharto Angsono yang dikenal sebagai bos PT ASABA. Sedangkan Umar Patek adalah narapidana kasus terorisme.
Pada peringatan hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan RI ke-72 kali ini, Suud dan Umar mendapat peran istimewa. Kepala Biro Humas Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Lilik Bambang Lestari mengungkapkan, kedua nama tersebut ikut berpartisipasi dalam merayakan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-72 tahun.
“Suud Rusli mantan marinir itu menjadi mentor Umar Patek sebagai pelatih baris berbaris dalam upacara kemerdekaan pada Kamis 17 Agustus mendatang di Lapas Porong,” tuturnya, Rabu (16/8).
Suud dengan pengalaman dan pengetahuannya sebagai mantan anggota TNI tentu sangat paham tentang baris-berbaris dan tata cara upacara bendera. “Petugas mendayagunakan potensi yang dimiliki oleh para WBP,” sambung Lilik.
Memang, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pemasyarakatan Kemenkumham telah menjalin kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk melakukan deradikalisasi terhadap WBP terorisme di lapas. Umar Patek adalah salah satu contohnya.
Kini, pria dengan banyak nama samaran yang diyakini sebagai koordinator lapangan pada Bom Bali I itu dipercaya untuk menjadi petugas pengibar bendera pada upacara HUT Kemerdekaan RI ke-72. Padahal, sebelumnya Umar Patek merupakan gembong teroris internasional jaringan yang dia ditangkap di Kota Abbotabad, Pakistan, pada akhir Januari 2011.
“Atau hanya berselang empat bulan setelah tewasnya pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden, di kota yang sama. Sebelumnya dia diburu oleh aparat keamanan dari empat negara,” tuturnya.