Tak Ada Bahaya BPA, Pemerintah Hingga Pakar Pastikan Konsumsi Air Galon Polikarbonat Aman
"Strukturnya saja nggak kebaca apalagi zat nya itu tidak ditemukan dari kedua galon yang dijemur atau tidak," kata Endah.
Anggota Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) Hermawan Seftiono menjelaskan bahwa galon dan BPA merupakan dua produk yang berbeda. Dia menjelaskan, BPA merupakan senyawa pembentuk galon polikarbonat.
Dia menjelaskan bahwa BPA memang zat berbahaya apabila berdiri sendiri. Namun, sambung dia, reaksi polimerisasi antara BPA dengan fosgen (karbonil diklorida) menjadi senyawa polikarbonat menghilangkan bahaya yang dimiliki BPA.
"Nah ketika menjadi senyawa polikarbonat seharusnya produksi polimer ini menjadi aman. Artinya, kemasan produk galon aman digunakan untuk AMDK," kata Hermawan Seftiono.
Hermawan mengatakan, tidak ?ada laporan di Eropa yang pernah menyebutkan ada seseorang yang sakit karena mengonsumsi air dari galon polikarbonat. Artinya, kemasan galon polikarbonat dan tutupnya aman digunakan untuk produk AMDK.
"Belum ada juga kasus di Indonesia dan di luar negeri juga terkena penyakit dari kandungan BPA ini," katanya.
Dia menjelaskan bahwa memang penggunaan BPA pada botol bayi sudah dilarang sejak lama di Eropa. Dia mengatakan, hal ini berkaitan dengan berat dan daya tahan tubuh bayi yang belum sebaik orang dewasa.
Kepala Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Trilogi ini melanjutkan, sebenarnya kalaupun ada BPA yang masuk ke dalam tubuh akan dimetabolisme oleh hati dan selanjutnya dikeluarkan melalui urine.