Taliban Kuasai Afghanistan, Penyelundup Manusia dan Aparat Busuk Ambil Keuntungan
Keluarga Sae berasal dari etnis Hazara, kelompok minoritas Syiah yang menjadi sasaran Taliban saat milisi itu memerintah pada 1996-2001.
Kembalinya kekuasaan Taliban membuat Sae khawatir dengan keselamatannya. Dia tak hanya pernah membantu menjebloskan anggota Taliban ke penjara, tapi juga aktif menentang milisi itu dan vokal menyuarakan hak-hak perempuan.
Sebelum meninggalkan Kabul, ibu Sae dipasangi infus palsu. Pakistan masih mengizinkan warga Afghanistan masuk tanpa visa dengan alasan kesehatan darurat dan keluarganya mengharapkan belas kasihan dari penjaga perbatasan.
Tipuan itu berhasil, dibantu sejumlah uang yang diberikan kepada orang-orang yang tepat.
Setelah melewati perbatasan, jumlah suap yang mesti dibayar bertambah. Empat belas pos pemeriksaan kemudian mereka lalui dengan menghabiskan 300 dolar.
Di Islamabad, Sae mengatakan pemilik rumah kontrakan mengenakan biaya sewa tiga kali lipat dari tarif setempat. Mereka juga harus menambah 700 dolar untuk menyuap aparat keamanan --karena tinggal di negara lain tanpa visa adalah pelanggaran hukum.
Para penyelundup manusia kini mengenakan tarif sekitar 140-193 dolar pada warga Afghanistan yang ingin ke Pakistan melalui kota perbatasan Spin Boldak, naik dari 90 dolar pada tahun lalu, menurut MMC yang berbasis di Jenewa.
Perjalanan ke Iran lewat kota perbatasan Zaranj, tarifnya sekitar 360-400 dolar, naik dari 250 dolar pada tahun sebelumnya, kata MMC.